Kamis, 16 Februari 2012

Hilangnya rasa empati terhadap sesama




Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Selamat siang.
Selagi mampu, ada peluang, ada fasilitas, harus ada kemauan untuk  mancari langkah-langkah kecil yang besar manfaatnya bagi orang banyak, dengan berbagi tidak akan mengurangi yang kita punya tapi sebaliknya, selamat beraktifitas kembali setelah beristirahat menikmati makan siang, semoga selalu berada dalam Berkah dan Lindungan dari ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala..

Perbedaan Simpati dan Empati

Simpati
Simpati adalah suatu proses dimana seseorang merasa tertarik terhadap pihak lain, sehingga mampu merasakan apa yang dialami, dilakukan dan diderita orang lain. Dalam simpati, perasaan memegang peranan penting. Simpati akan berlangsung apabila terdapat pengertian pada kedua belah pihak Simpati lebih banyak terlihat dalam hubungan persahabatan, hubungan bertetangga, atau hubungan pekerjaan.
Seseorang merasa simpati dari pada orang lain karena sikap, penampilan, wibawa, atau perbuatannya. Misalnya, mengucapkan selamat ulang tahun pada hari ulang tahun merupakan wujud rasa simpati seseorang.
Empati
Empati mirip perasaan simpati, akan tetapi tidak semata-mata perasaan kejiwaan saja, melainkan diikuti perasaan organisme tubuh yang sangat dalam. Contoh bila sahabat kita orangtuanya meninggal, kita sama-sama merasakan kehilangan.
http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/1948138-perbedaan-simpati-dan-empati/

Empati: Sebuah Resonansi dari Perasaan

Empati berasal dari bahasa Yunani εμπάθεια yang berarti “ketertarikan fisik”. Sehingga dapat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengenali, mempersepsi, dan merasakan perasaan orang lain.
Menurut KBBI, empati adalah keadaan mental yang membuat seseorang mengidentifikasi atau merasa dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain.
Sedangkan Eileen R. dan Sylvina S (Kompas, 18 Nop.2006) menjelaskan bahwa empati adalah kegiatan berpikir individu mengenai “rasa” yang dia hasilkan ketika berhubungan dengan orang lain.
Menurut Bullmer, empati adalah suatu proses ketika seseorang merasakan perasaan orang lain dan menangkap arti perasaan itu, kemudian mengkomunikasikannya dengan kepekaan sedemikian rupa hingga menunjukkan bahwa ia sungguh-sungguh mengerti perasaan orang lain itu. Bullmer menganggap empati lebih merupakan pemahaman terhadap orang lain ketimbang suatu diagnosis dan evaluasi terhadap orang lain. Empati menekankan kebersamaan dengan orang lain lebih daripada sekadar hubungan yang menempatkan orang lain sebagai obyek manipulatif.
Taylor menyatakan bahwa empati merupakan faktor esensial untuk membangun hubungan yang saling memercayai. Ia memandang empati sebagai usaha menyelam ke dalam perasaan orang lain untuk merasakan dan menangkap makna perasaan itu. Empati memberikan sumbangan guna terciptanya hubungan yang saling memercayai karena empati mengkomunikasikan sikap penerimaan dan pengertian terhadap perasaan orang lain secara tepat.
Sedangkan Alfred Adler menyebut empati sebagai penerimaan terhadap perasaan orang lain dan meletakkan diri kita pada tempat orang itu. Empathy berarti to feel in, berdiri sebentar pada sepatu orang lain untuk merasakan betapa dalamnya perasaan orang itu.
Senada dengan Adler, Tubesing memandang empati merupakan identifikasi sementara terhadap sebagian atau sekurang-kurangnya satu segi dari pengalaman orang lain. Berempati tidak melenyapkan kedirian kita. Perasaan kita sendiri takkan hilang ketika kita mengembangkan kemampuan untuk menerima pula perasaan orang lain yang juga tetap menjadi milik orang itu. Menerima diri orang lain pun tidak identik dengan menyetujui perilakunya. Meskipun demikian, empati menghindarkan tekanan, pengadilan, pemberian nasihat apalagi keputusan. Dalam berempati, kita berusaha mengerti bagaimana orang lain merasakan perasaan tertentu dan mendengarkan bukan sekadar perkataannya melainkan tentang hidup pribadinya: siapa dia dan bagaimana dia merasakan dirinya dan dunianya.
Menurut definisi Thomas F. Mader & Diane C. Mader (Understanding One Another: 1990), empati adalah kemampuan seseorang untuk share-feeling yang dilandasi kepedulian. Kepedulian ini ada tingkatan-tingkatannya
Resonansi Perasaan
Empati sering disebut-sebut sebagai resonansi dari perasaan. Secara fisika berarti ikut bergetarnya suatu benda karena persamaan frekuensi. Dengan empati, seseorang akan membuat frekuensi perasaan dalam dirinya sama dengan frekuensi perasaaan yang dirasakan orang lain. Sehingga ia turut bergetar, turut memahami, sekaligus merasakan apa yang dirasakan orang lain. Karena pikiran, kepercayaan, dan keinginan seseorang berhubungan dengan perasaannya, seseorang yang berempati akan mampu mengetahui pikiran dan mood orang lain.
Empati ini sangat kita butuhkan. Empati ini akan membuat kita terbiasa melihat sesuatu dari sisi yang lain. Empati akan membuat kita bisa cepat memisahkan orang dan masalahnya; empati akan mendorong kita untuk lebih melihat bagaimana menyelesaikan masalah ketimbang bagaimana menyerang orang.
Belajar Berempati dari Tokoh Terdahulu
Seorang pemimpin sangat dituntut profesionalitasnya dalam menjalankan tugasnya, sebagai contoh pemimpin kharismatik India Mahatma Gandhi yang menjadi inspirasi gerakan kemerdekaan di Asia pada era 40-50 an, misalnya, yang memilih berpakaian hanya selembar kain gandum karena seperti itulah rakyat kebanyakan.
Atau juga tengok Bapak Koperasi kita Bung Hatta yang menjadi sangat dikenang selain karena intelektualitasnya juga karena kesederhanaan dan kejujurannya. Semua bentuk empati dan simpatinya itulah yang membuat mereka menjadi jauh lebih paham seperti apa rakyat yang dipimpinnya ketimbang mereka-mereka yang memilih gaya borjuis saat menjadi elit politik.
Saat ini bangsa kita sedang membutuhkan orang-orang yang memiliki “sense of empati” yang tinggi, yang memiliki kepekaan empati. Empati itu tidak hanya dibutuhkan ketika bangsa kita sedang terpuruk dengan berbagai bencana yang melanda. Sebagai contohnya, ketika bangsa kita sedang tertimpa musibah tsunami aceh. Rakyat Indonesia berbondong-bondong menyumbangkan apa yang dimiliki, baik sumbangan berbentuk materi, tenaga, maupun dengan doa. Rakyat Indonesia saat itu memang tampak benar-benar bersatu, bersatu ikut merasakan apa yang dirasakan oleh saudara-saudara di Aceh, kehilangan sanak keluarga yang tercinta, kehilangan harta bernda, kehilangan bagian-bagian tubuh, merasakan kehilangan hal-hal berharga yang dimiliki, dan semua itu telah membuat kita bersatu.
Pertanyaannya apakah kita harus ditegur dulu dengan musibah semacam itu disertai ribuaan nyawa yang hilang terlebih dahulu untuk mengaktifkan sensor empati kita? Jika kita ingin mengikuti jejak tokoh terdahulu yang menunjukka empatinya atas penderitaan rakyat yang dipimpinnya, rasanya Indonesia akan segera bangkit dari keterpurukan ini. Ya… keterpurukan yang bukan disebabkan oleh mati surinya industri atau perekonomian. Tapi lebih kepada matinya hati karena enggan berbagi dan merasakan pahit getirnya kehidupan saudaranya yang lain.
Kini, empati menjadi suatu yang harus hidup dalam sanubari karena dengan berempati, menunjukkan bahwa kita adalah manusia yang masih hidup, manusia yang berperasaan, dan akhirnya menuntun kita menjadi manusia yang bermanfaat untuk sesama.
“Maut bukanlah kehilangan terbesar dalam hidup
Yang terbesar adalah apa yang mati dalam sanubari sementara kita masih hidup”
(Norman Cousins)

Empati Itu Bukan Mengasihani

Salah satu mimpi besar saya adalah memutus rantai kemiskinan satu juta orang rakyat Indonesia. Dalam upaya mewujudkannya, saya pernah salah melangkah. Pernah suatu ketika saya bertemu sebuah keluarga yang kehidupannya sangat miskin dengan anak-anak yang cerdas. Melihat fakta itu, saya memberikan sumbangan rutin setiap bulan.
Usai pulang mendalami proses pemberdayaan di Philipina tahun 2004 saya tersadar bahwa apa yang saya lakukan itu salah. Karena, ternyata sumbangan rutin yang saya berikan menjadikan kepala rumah tangga keluarga tersebut malas dan tergantung dengan saya. Berempati kepada orang lain dengan cara “mengasihani” seperti itu justru berakibat “menjerumuskan”.
Berempati itu setidaknya memiliki tiga syarat: memahami, memotivasi dan memberdayakan. Makna memahami adalah menyediakan dua telinga kita dengan sangat baik untuk mendengarkan problema yang mereka hadapi. Memperhatikan dengan seksama saat ada orang yang bicara dengan kita. Selain itu, memahami juga bermakna kita berupaya mengetahui semua potensi diri orang itu dengan utuh dan objektif.
Sedangkan memotivasi bermakna, kita harus mampu meyakinkan kepada orang tersebut bahwa ia sanggup menemukan solusi atas semua permasalahan yang ia hadapi. Ia harus kita yakinkan agar aktif mencari solusi, bukan membiarkan mengeluh dan merasa ia menjadi korban.
Sementara memberdayakan itu bila kita mampu menjadikan orang tersebut keluar dari permasalahannya dan bangkit menjadi jauh lebih baik. Orang tesrebut tidak hidup dari belas kasihan orang lain termasuk Anda. Bahkan ia mampu mandiri, berdiri di atas kaki sendiri. Ia mampu menggunakan potensi yang ada di dalam dirinya untuk mengoptimalkan hidupnya.
Jadi, berhati-hatilah saat Anda berempati atas kesulitan orang lain. Salah memberi perlakuan akan membuat hidup orang yang Anda bantu justru terjerumus ke dalam jurang permasalahan yang semakin dalam. Pastikan saat Anda berempati didalamnya terkandung makna memahami, memotivasi, dan memberdayakan. Ayo terus inspirasi Indonesia!
Salam SuksesMulia!

Mencari Empati Yang Hilang

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,


Malaikat kecilku,Mengajariku Tentang Arti Sebuah Kasih 

http://doderawkz.blogspot.com/2010/10/malaikat-kecilkumengajariku-tentang.html

Kalau orang-orang di Barat sana macam Daniel Goleman dan Patricia Patton baru mempelajari empati di abad ini, kaum muslimin sudah mengetahuinya hampir 14 abad yang lalu. Simak saja bunyi hadits ini: “Hak muslim atas muslim ada; menjawab salam, mendoakan kepada orang yang bersin, menyahut undangan, menziarahi orang sakit dan mengiringi jenazah”
Dalam satu ayat Al-Qur’an Allah SWT.Menyebut ciri-ciri kaum muslimin sebagai ,”kasih sayang pada sesama ( QS.al-Fath:29 )
Empati dan Kasih Sayang


 Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Hilangnya rasa empati terhadap sesama
Mengasah Empati Berbagi Simpati  
https://www.facebook.com/groups/112636008855870/
http://maripeduli.blogspot.com/
 
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, 
Menumbuhkan Empati Pada Anak                                                               http://ikaummuhanif.blogspot.com/2011/08/menumbuhkan-empati-pada-anak.html 
Empati Seorang Anak 
http://www.fimadani.com/empati-seorang-anak/

Mencari Empati Yang Hilang


Berbagi Empati Dari Hati ke Hati


Menumbuhkan Empati pada Anak - Generasi Terbaik untuk  

http://www.khoiruummah.sch.id/2011/12/menumbuhkan-empati-pada-anak.html

MENUMBUHKAN EMPATI


Menambah karakter welas asih dan empati pada anak 

http://alghoniya.blogspot.com/ 

https://www.facebook.com/groups/112636008855870/ 

http://maripeduli.blogspot.com/


Bersyukur

Kalkulasi “Satu” Rahmat

17 Jun 2008 3 Komentar by top1hit4m in Haji, Tools, Umum, Utama Tag:oksigen, rahmat, syukur

Rahmat per-definisi orang miskin adalah kekayaan. Rahmat bagi orang tertindas adalah kebebasan. Rahmat bagi penguasa adalah langgeng kekuasaan. Rahmat bagi pedagang adalah laris daganganya. Rahmat bagi staf biasa adalah diangkat ke dalam jabatan. Rahmat bagi petani adalah pane melimpah ruah. Dengan arti kata Rahmat adalah mendapatkan sesuatu yang belum dalam genggaman. Selengkapnya

Mukjizat Sains al Qur'an

Salah satu yang dapat meneguhkan keyakinan itu adalah Ilmu Pengetahuan. Tingkat Keyakinan seseorang ditentukan oleh seberapa Ilmu Pengetahuannya. Maka bagaimana kita mencari Ilmu Pengetahuan tersebut? Apakah harus kuliah hingga mencapai Doktor, harus bekerja sebagai guru atau dosen? Tidak usah jauh–jauh, al Qur’an sudah menyediakannya melimpah untuk kita pelajari dan renungi. Selengkapnya

Pocicus Bdg

Pocicus Bdg
Manfaat positif minum teh sangat banyak, jika disimpulkan ada 14 macam, antara lain: [1] Teh bisa membangkitkan semangat orang, memperkuat kemampuan berpikir dan mengingat. [2] Teh dapat menghilangkan rasa lelah, mendorong metabolisme, serta memiliki fungsi memelihara kemampuan reguler jantung, pembuluh darah, usus lambung dan fungsi lainnya. [3] Minum teh memiliki manfaat yang sangat baik terhadap pencegahan kerusakan gigi. Menurut penyelidikan dari Inggris menunjukkan, bahwa anak-anak yang sering minum teh, kerusakan giginya dapat berkurang 60%. [erabaru.net]

Kejujuran

Cara Sederhana Mengajarkan Anak Untuk Bersyukur Bersyukur adalah hal yang sederhana namun sulit untuk dilakukan di dalam kehidupan sehari-hari kita.

Selanjutnya

“Kejujuran itu adalah ketenangan, sementara kebohongan adalah kegelisahan” (HR. Bukhari)

Selanjutnya

MINUM SAMBIL BERDIRI

MINUM SAMBIL BERDIRI

“Sungguh janganlah salah seorang dari kamu minum sambil berdiri.” Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim (6/110-111) dari Umar bin Hamzah: “Telah bercerita kepadaku Abu Ghithan Murri, bahwa sesungguhnya dia mendengar Abu Hurairah berkata: “Telah bersabda Rasulullah e…, kemudian dia menyebutkan hadits itu dan menambahkan:“Barangsiapa yang lupa maka hendaklah memuntahkannya.”Selengkapnya

Minum Berdiri

Mari saling mengingatkan.Larangan “Minum Berdiri” (fakta Medis)

Dalam Islam, diatur adab-adab yang senantiasa kita lakukan setiap hari. Conth kecilnya adalah minum. Islam menganjurkan kita untuk minum sambil duduk dan sebaiknya tidak dalam keadaan berdiri.

Selanjutnya

BAHAYANYA MINUM SAMBIL BERDIRI

BAHAYANYA MINUM SAMBIL BERDIRI

Air minum yang masuk dengan cara minum sambil duduk akan disaring oleh sfringer. Sfringer adalah suatu struktur maskuler (berotot) yang bisa membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup. Setiap air yang kita minum akan disalurkan pada pos-pos penyaringan yang berada di ginjal.

Selanjutnya

Amazing 30

Sinopsis:

Life begins at thirty, begitu kata pepatah. Padahal yang terjadi kadang malah membuat kita resah dan bimbang ketika akan melewati usia ini. Berbagai hal seolah terus memberatkan pikiran. Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Ketakutan-ketakuan seperti apa yang sering membuat kita resah melewati usia 30? Kemapanan finansial, kah? Belum mendapat pasangan hidup? Kesiapan mental? Karier? Atau apa?.

Buku panduan praktis yang berisi kumpulan tips dan trik ini akan membantu Anda memecahkan berbagai persoalan dan dilema menjelang usia 30. Buku ini juga dilengkapi catatan perjalanan penulis, serta berbagai kisah menarik yang akan membuat Anda tersenyum menyambut usia baru.

Selanjutnya

Tien Sumartini: Iya, keponakanku, yang yatim di usia balita, alhamdulillah belajar dr keprihatinan, malah terasah emosinya,sampe bisa nulis buku "Amazing 30,-Melewati Usia 30 dengan Senyuman" Toko bagus.com juga bisa.Gramedia on line, dan Gramedia seJawa, Sumatera dan Kalimantan.Terimakasih sebelumnya.

photobucket 1

photobucket